Sepertinya sakit punggung itu udah jadi daily basis bagi
skolioser ya? Mengganggu sekali, lalu bagaimana cara mengatasinya? Saya pengen
sharing cara saya mengatasi rasa pegal atau nyeri ini, beberapa waktu lalu saya
nyeri punggung cukup lama. Sejak tanggal 7 April tiba-tiba punggung, pinggang
saya sakit dan berlangsung hingga dua minggu. Bahkan ketika bernafas, dan tulang
rusuk bergerak juga terasa sakit.
Apa aja yang saya lakukan pada saat itu:
1.
Istirahat
Kondisi tubuh yang tidak simetris membuat
kita cepat lelah, otot tegang dan terasa nyeri. Istirahat membantu otot untuk
rileks. Kalau gak ngaruh lanjut ke nomer dua.
2.
Pakai yang
anget-anget
Saya biasa pakai kayu putih atau koyo.
Kalau Hafshah pakai salep counterpain. Lakukan poin nomer dua ini bersama nomer
satu. Kalau tidak berpengaruh, atau sakit hilang lalu timbul lagi lanjut ke
nomer 3.
3.
Ke dokter
Untuk mengatasi nyeri ini saya sarankan
teman-teman periksa ke fisioterapis atau dokter spesialis Rehabilitasi Medis.
Memang dokter rehab medik bukan ahli tentang tulang belakang, tapi mereka
mengerti tentang skoliosis dan bisa memberi tindakan untuk mengatasi rasa nyeri
yang sedang di derita.
Sebelum saya jatuh sakit pada bulan April
ini, saya belum pernah fisioterapi. Sampai ketika sakit saya sudah berlangsung
10 hari saya tanya sama Hafshah apa yang harus saya lakukan, dia menyarankan
untuk fisioterapi. Lalu saya tanya ke @MSI_Jabar tentang nyeri punggung,
adminnya nyaranin untuk periksa ke spesialis tulang belakang. Bahkan koyo yang
saya pakai pun menyuruh saya untuk ke dokter. Di keterangannya tertulis “Apabila
setelah pemakaian 7 hari sakit masih berlangsung, atau hilang lalu timbul lagi
segera hubungi dokter.” :D
Fisioterapi itu diapain ya?
Ketika pertama kalinya saya ke fisioterapis di RS Sari Asih,
saya diperiksa oleh dr Yani Damayanti SpRM. Waktu itu saya datangnya malam dan
satu-satunya pasien, jadi bisa ngobrol banyak dengan ibu dokter.
RS Sari Asih Ciputat |
Pertama-tama saya diperiksa fisiknya, beliau memeriksa
punggung lalu meminta saya untuk melakukan beberapa gerakan dan bilang di
gerakan mana yang sakit. Selanjutnya sambil tiduran di kasur klinik beliau menggerak-gerakkan
kaki saya, dan saya disuruh bilang pada posisi apa yang paling sakit, agak sakit atau gak terasa sakit.
Setelah pemeriksaan fisik, saya dan dokter ngobrol-ngobrol tentang skoliosis. Saya bertanya bebagai hal, mulai dari
kaitannya skoliosis dengan kehamilan, sharing info tentang dokter-dokter
Sp.KSpine yang recommended di Jakarta, harga di beberapa rumah sakit sampai
tentang pekerjaan saya. Dokternya bilang, kalau saya harus selalu sadar
kondisi, jangan memaksakan untuk duduk statis di depan laptop selama
berjam-jam. Dokter bilang setiap 30 menit harus istirahat sejenak untuk
meregangkan punggung.
Saja juga nanya ke dokter tentang terapi kiropraksi
(chiropractic), apakah bisa menyembuhkan skoliosis. Dokternya menjawab tidak,
dan dia sangat tidak merekomendasikan hal tersebut. Saya ngangguk-ngangguk aja,
gak mau mendebat beliau karena gak sopan. Di lain kesempatan, jika kami
berjumpa lagi saya pengen sharing kisah Hafshah yang sembuh skoliosisnya dengan
chiropractic. Moga aja bisa ketemu lagi ya.
Btw, dari obrolan tersebut saya nangkepnya ibu dokter
merujuk pada praktek kiropraksi di tempat pengobatan alternatif yang tidak
bersertifikasi. Soalnya kiropraksi sendiri kan banyak banget macamnya, ada yang
berdasarkan penelitian dan ada yang hanya berdasarkan pengalaman. Memang mesti
selektif banget kalau mau milih kiropraksi, jangan sampai udah keluar duit
banyak ternyata malah bikin tambah parah. Jangan sampee.
Back to topic, setelah menganalisa kondisi
saya dokternya menyuruh saya untuk olahraga setiap hari, tiap pagi dan sore.
Beliau bilang kalau skolioser itu ototnya panjang sebelah, karena
ketidakseimbangan ini ototnya jadi tegang dan nyeri. Oleh karena itu otot yang
pendek mesti dilatih tiap hari agar tidak tegang.
Disetrum, dipijat dan disinar
Selanjutnya saya diberikan tindakan oleh perawat. Saya masuk
ke bilik terapi dan disetrum selama 15 menit di daerah punggung. Awalnya terasa
seperti digigit semut tapi lama-lama bikin rileks dan nyaman. Perhatian,
setruman ini dilakukan oleh nakes profesional, temen-temen jangan sekali-kali
nyoba nyetrum diri sendiri kalau punggungnya pegel ya hehe. Selanjutnya saya
dipijat dengan alat yang memancarkan sinar Ultraviolet selama 15 menit, ini awalnya
sakit tapi lama-lama enak, otot-otot di daerah yang dipijat jadi gak sakit.
Terakhir saya disinar selama 15 menit, rasanya anget. Abis terapi ini badan
enak banget deh, Sob.
Disinar |
Selesai tindakan, mbak perawatnya mengajari saya gerakan-gerakan
peregangan yang harus saya lakukan tiap hari. Gerakan itu disesuaikan dengan
kasus skoliosis dan rasa sakit yang saya derita saat itu.
Saya juga mesti kembali ke klinik untuk mendapatkan
terapi empat kali lagi. Harinya terserah, boleh urut atau selang seling.
Alhamdulillah pas terapi yang ketiga badan saya udah gak sakit lagi, jadi saya
memutuskan untuk tidak melanjutkan terapi, hanya teratur peregangan di rumah saja.
Apakah saya dapat obat? Enggak sama sekali, salep juga
enggak. Teman-teman skoliosis tentu tahu bahwa sakit yang kita alami ini gak
ada obatnya, yang ada cuma terapi untuk mengurangi rasa sakitnya.
Mempertahankan Hidup Tanpa Rasa Nyeri
Kalau badan lagi enak rasanya bahagia banget kan? Tentunya
kita ingin mempertahankan kondisi ini. Ternyata caranya gak susah-susah amat,
cuman butuh kedisiplinan yang tinggi. Disiplin untuk peregangan/ olah raga
ringan tiap hari. Banyak di antara kita yang sibuk dan tidak menyempatkan olah
raga. Padahal kalau kita skolioser, ga ada alasan… emang mesti peregangan tiap
hari. Sehari sekali itu cukup, dua kali lebih bagus. *note to my self yang
berusaha untuk disiplin*
Selain peregangan kita juga mesti menyempatkan untuk renang,
minimal sebulan sekali, kalau bisa seminggu sekali lebih bagus.
Dokter juga menambahkan, untuk perempuan penting banget
latihan pernafasan. Karena suatu hari nanti kita hamil dan melahirkan, bukan?
Ketika melahirkan normal kemampuan mengatur pernafasan itu penting banget,
sementara skoliosis bisa menggangngu kerja paru, terutama untuk yang udah parah
pelengkungannya. Hal ini bisa disiasati dengan belajar teknik-teknik
pernafasan. Biasanya diajarin kalau kita ikut senam pernafasan, atau yoga.
Kamu bisa cari googling kelas senam pernafasan atau yoga
yang ada di kotamu, atau kalau gak sempat ikut kursus bisa juga cari tau
sendiri tekhniknya dari membaca literatur atau nonton videonya di youtube.
Terakhir, berapa harga terapi yang saya jalani? Untuk terapinya aja, tanpa harga dokter 100k sekali datang. Kalau harga dokternya saya lupa persisnya, sepertinya gak sampai 100k.
Sepertinya itu saja yang bisa saya sharing, semoga bermanfaat untuk teman-teman skolioser. Do your best untuk tetap sehat!
***
PS: Gerakan peregangan tidak saya jelasin di sini karena itu
tergantung kasus skoliosis yang dialami, tiap orang beda-beda. Mending ke dokter
dulu minta diajarin gerakannya apa saja. Sebagai gambaran, gerakannya itu mirip gerakan pemanasan dan pendinginan kalau kita mau senam.
Di RS Premier Bintaro ada Ramsay SpineCenter, di situ mereka buka kelas untuk terapi skoliosis. Kalian bisa coba ke sana,
tapi memang mahal bingit sih. Insyaallah kalau saya ada kesempatan ke sana saya
review deh. Atau ada temen yang udah pernah? Bagi-bagi dong ceritanya.